Cicipi Ragam Rasa: Makanan Khas Bali yang Menggugah Selera

Berbicara tentang Bali, yang terlintas di benak banyak orang mungkin adalah keindahan pantainya, pura-pura yang megah, dan budaya yang kaya. Namun, ada satu aspek lain yang tak kalah memukau dan mampu memanjakan lidah para wisatawan: kulinernya. Mengunjungi Bali tidak akan lengkap tanpa cicipi ragam rasa makanan khasnya. Cicipi ragam rasa ini akan membawa Anda pada petualangan kuliner yang tak terlupakan, dengan perpaduan rempah yang kaya, rasa yang unik, dan aroma yang menggugah selera. Cicipi ragam rasa di Bali adalah pengalaman yang akan melengkapi liburan Anda.


Babi Guling: Hidangan Ikonik yang Wajib Dicoba

Jika ada satu hidangan yang paling identik dengan Bali, itu adalah babi guling. Hidangan ini terbuat dari babi muda yang diisi dengan bumbu basa genep (campuran rempah khas Bali) dan dipanggang secara utuh di atas bara api hingga kulitnya renyah dan dagingnya empuk. Babi guling biasanya disajikan dengan nasi, sayur lawar, sate lilit, dan sambal matah. Rasa bumbu yang meresap sempurna ke dalam daging membuat hidangan ini sangat istimewa. Berdasarkan data dari Asosiasi Kuliner Bali pada 14 Oktober 2025, babi guling adalah hidangan lokal yang paling banyak dicari oleh wisatawan.

Ayam Betutu: Pedas dan Berbumbu

Ayam betutu adalah hidangan lain yang tidak boleh dilewatkan. Hidangan ini terbuat dari ayam utuh yang dibumbui dengan basa genep, lalu dibungkus dengan daun pisang atau pelepah pinang, dan dimasak dengan cara dikubur dalam api sekam. Proses memasak yang memakan waktu lama ini membuat bumbu meresap sempurna ke dalam daging ayam, menghasilkan rasa yang sangat kaya dan pedas. Ayam betutu biasanya disajikan dengan nasi dan sayuran.


Sate Lilit: Sate yang Berbeda

Sate lilit adalah sate khas Bali yang berbeda dari sate pada umumnya. Sate ini terbuat dari daging cincang (bisa daging ikan, ayam, atau babi) yang dicampur dengan parutan kelapa, santan, dan bumbu basa genep, lalu dililitkan pada batang serai atau bambu. Aroma serai yang harum dan rasa bumbu yang kaya membuat sate ini memiliki cita rasa yang unik dan lezat. Sate lilit sering disajikan bersama dengan babi guling atau ayam betutu.

Lawar: Sayuran Unik Khas Bali

Lawar adalah hidangan sayuran tradisional Bali yang terbuat dari campuran sayuran cincang, daging cincang, dan bumbu-bumbu khas. Lawar dapat dibuat dengan berbagai bahan, seperti nangka muda, kacang panjang, atau rebung. Hidangan ini biasanya disajikan sebagai pelengkap nasi dan hidangan utama lainnya. Sesuai dengan data dari sebuah festival kuliner lokal pada 23 Agustus 2025, lawar adalah hidangan yang paling populer di kalangan masyarakat Bali.


Bali adalah surga bagi para pecinta kuliner. Dengan berbagai hidangan lezat dan unik, cicipi ragam rasa di Bali adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Jadi, saat Anda mengunjungi Pulau Dewata, pastikan untuk menjelajahi keindahan kulinernya dan menikmati setiap gigitannya.

Petualangan Kuliner Vegan dan Vegetarian di Ubud

Ubud, Bali, dikenal sebagai pusat spiritual dan budaya, namun kini juga menjadi surga bagi para pencinta makanan sehat. Kota ini menawarkan pengalaman petualangan kuliner yang tak tertandingi bagi mereka yang mengikuti gaya hidup vegan dan vegetarian. Dari raw food café hingga restoran dengan hidangan organik, Ubud membuktikan bahwa makanan berbasis nabati tidak hanya sehat, tetapi juga lezat dan inovatif. Memasuki setiap restoran adalah bagian dari petualangan kuliner yang menawarkan sensasi rasa baru.


Inovasi Tanpa Batas

Restoran vegan di Ubud tidak hanya menyajikan salad, tetapi juga hidangan-hidangan inovatif yang menggugah selera. Anda bisa menemukan burger “daging” yang terbuat dari jamur atau nangka muda, pizza dengan keju cashew, atau bahkan hidangan sushi vegan. Salah satu tempat yang patut dikunjungi adalah The Seeds of Life. Restoran ini fokus pada raw food dan menawarkan menu seperti raw lasagna yang terbuat dari zucchini dan keju macadamia. Menurut laporan dari Dinas Pariwisata pada 20 November 2025, kunjungan wisatawan yang mencari opsi kuliner vegan meningkat 40% dalam lima tahun terakhir, yang menunjukkan besarnya permintaan akan hidangan sehat.


Keterlibatan dengan Lingkungan

Banyak restoran vegan dan vegetarian di Ubud tidak hanya menjual makanan, tetapi juga mengusung filosofi yang kuat tentang keberlanjutan. Mereka seringkali menggunakan bahan-bahan organik yang ditanam di kebun sendiri atau disuplai oleh petani lokal. Beberapa tempat juga mengadakan workshop memasak atau acara gathering untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Ini adalah bagian dari petualangan kuliner di Ubud, di mana Anda tidak hanya makan, tetapi juga belajar tentang asal-usul makanan Anda.


Pengalaman Unik

Petualangan kuliner di Ubud tidak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang pengalaman. Banyak restoran yang didesain dengan konsep terbuka, menghadap ke sawah atau hutan, memberikan suasana yang tenang dan menyegarkan. Makanan dihidangkan dengan seni, membuat setiap hidangan terasa seperti karya seni yang bisa dimakan. Suasana yang tenang dan vibe yang spiritual membuat pengalaman makan menjadi lebih dari sekadar mengisi perut, tetapi juga mengisi jiwa. Pada tanggal 10 Oktober 2025, sebuah survei di kalangan turis menunjukkan bahwa pengalaman kuliner di Ubud menjadi salah satu daya tarik utama mereka.


Pada akhirnya, Ubud telah berhasil memposisikan diri sebagai destinasi kuliner vegan dan vegetarian kelas dunia. Dengan pilihan hidangan yang luas, inovasi tanpa batas, dan filosofi yang kuat, kota ini menawarkan petualangan kuliner yang memanjakan lidah dan memberikan inspiration untuk gaya hidup yang lebih sehat.

Sensasi Kuliner Babi Guling: Menelusuri Warisan Rasa Khas Bali

Setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali tentu tidak akan melewatkan pengalaman mencicipi hidangan ikonik yang satu ini: Babi Guling. Lebih dari sekadar hidangan biasa, Babi Guling adalah warisan kuliner yang kaya akan rasa dan tradisi. Sensasi kuliner Babi Guling tidak hanya terletak pada kelezatan dagingnya yang empuk, tetapi juga pada kulitnya yang renyah dan bumbu rempahnya yang melimpah. Hidangan ini tidak hanya menjadi primadona bagi turis, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari upacara adat dan perayaan di Pulau Dewata.

Babi Guling dibuat dari babi utuh yang dibersihkan, lalu diisi dengan bumbu khas Bali yang dikenal sebagai base genep. Bumbu ini terdiri dari campuran rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, cabai, dan serai yang dihaluskan. Setelah diisi, babi diputar secara perlahan di atas bara api (guling) hingga matang merata. Proses memasak yang memakan waktu berjam-jam ini memastikan daging di dalamnya menjadi sangat empuk dan bumbu meresap sempurna, sementara kulitnya berubah menjadi renyah keemasan. Hasilnya adalah sensasi kuliner yang tak ada duanya: kombinasi sempurna antara rasa gurih, pedas, dan sedikit manis.

Untuk menikmati Babi Guling, Anda bisa menemukannya di berbagai warung makan di seluruh Bali. Salah satu warung Babi Guling legendaris yang selalu ramai adalah Warung Babi Guling Ibu Oka di Ubud. Meskipun sederhana, warung ini menjadi tujuan utama bagi para pencinta kuliner yang ingin mencicipi rasa otentik. Babi Guling biasanya disajikan dengan nasi, lawar (campuran sayuran dan bumbu), sate lilit, dan kuah kaldu. Pada sebuah acara festival kuliner Bali yang diadakan pada 23 September 2025, Babi Guling dinobatkan sebagai “Hidangan Khas Terpopuler”, mengalahkan berbagai hidangan Bali lainnya. Penghargaan ini menunjukkan betapa besar daya tarik sensasi kuliner ini.

Di luar konteks kuliner sehari-hari, Babi Guling memegang peranan penting dalam kebudayaan Bali. Hidangan ini sering kali disajikan dalam upacara adat dan keagamaan, seperti odalan (perayaan pura), upacara pernikahan, dan perayaan lainnya. Kehadirannya melambangkan kemakmuran dan rasa syukur. Proses pembuatannya, yang sering kali dilakukan secara komunal, juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Pada sebuah laporan dokumentasi kebudayaan Bali yang dirilis pada Mei 2025, tercatat bahwa Babi Guling telah menjadi bagian dari ritual adat sejak abad ke-17.

Jadi, ketika Anda berada di Bali, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Babi Guling. Rasanya yang luar biasa dan maknanya yang mendalam dalam kebudayaan Bali akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Ini bukan hanya tentang makan, tetapi tentang menelusuri warisan rasa yang telah ada selama berabad-abad.

Jukut Ares: Sup Batang Pisang Khas Bali yang Unik

Di antara kekayaan kuliner Bali yang mendunia, ada satu hidangan yang mungkin belum banyak dikenal wisatawan, namun memiliki cita rasa dan keunikan tersendiri: Jukut Ares. Sup tradisional ini terbuat dari batang pisang muda atau yang dikenal sebagai ares, diolah dengan bumbu rempah Bali yang kaya, menghasilkan hidangan berkuah yang gurih, sedikit pedas, dan menyegarkan. Kuliner khas ini adalah bukti bagaimana masyarakat Bali mampu mengolah bahan-bahan sederhana dari alam menjadi sajian istimewa yang sarat makna.

Pembuatan Jukut Ares dimulai dengan memilih batang pisang muda yang tepat, biasanya dari jenis pisang kepok atau pisang batu, karena teksturnya yang tidak terlalu berserat dan rasanya tidak pahit. Bagian luar batang pisang dikupas hingga menyisakan bagian inti yang putih dan lunak. Bagian ini kemudian diiris tipis-tipis dan direbus hingga empuk. Proses perebusan ini sangat penting untuk menghilangkan getah dan membuat teksturnya lebih lembut saat disantap. Seorang koki senior di sebuah restoran tradisional di Ubud pada 17 Februari 2025 lalu menjelaskan bahwa pemilihan batang pisang yang tepat adalah kunci utama kenikmatan Jukut Ares yang autentik.

Bumbu yang digunakan untuk Jukut Ares adalah base genep, bumbu dasar khas Bali yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kencur, jahe, kunyit, lengkuas, dan serai, ditambah dengan terasi, gula merah, dan garam. Bumbu ini kemudian ditumis hingga harum, lalu dimasukkan ke dalam rebusan batang pisang. Beberapa variasi Jukut Ares juga menambahkan potongan daging ayam atau tulang babi untuk memperkaya rasa kaldu, menjadikannya hidangan yang lebih substansial. Sentuhan air asam jawa atau perasan jeruk limau sering ditambahkan di akhir untuk memberikan kesegaran yang khas.

Hidangan ini biasanya disajikan hangat sebagai lauk pendamping nasi putih, terutama dalam upacara adat atau acara keluarga di Bali. Rasanya yang unik, perpaduan gurihnya kuah rempah dengan tekstur lembut batang pisang, menjadikan Jukut Ares sebagai pengalaman kuliner yang berbeda dari hidangan Bali lainnya. Ini adalah hidangan yang mencerminkan kreativitas dan kedekatan masyarakat Bali dengan alam.

Tipat Cantok hingga Nasi Campur Bali: Kelezatan Kuliner Khas Kaki Lima

Tipat Cantok hingga Nasi Campur Bali: Kelezatan Kuliner Khas Kaki Lima adalah daya tarik yang tak kalah memikat dari keindahan alam Pulau Dewata. Di balik gemerlap restoran mewah, jantung kuliner Bali yang sesungguhnya berdenyut di gerobak-gerobak sederhana dan warung-warung pinggir jalan. Dari hidangan vegetarian yang segar seperti Tipat Cantok hingga sajian nasi campur yang kaya rasa, kuliner kaki lima Bali menawarkan pengalaman otentik dan memuaskan bagi setiap lidah dengan harga yang ramah di kantong.

Salah satu bintang utama dalam jajaran kuliner kaki lima Bali adalah Tipat Cantok. Hidangan ini terbuat dari tipat (ketupat) yang dipotong-potong, dicampur dengan sayuran rebus seperti kangkung dan tauge, tahu, dan kadang irisan mentimun, lalu disiram dengan bumbu kacang kental yang kaya rasa. Uniknya, bumbu kacang ini biasanya diulek langsung di tempat saat dipesan, sehingga kesegarannya terjamin. Rasa bumbu kacangnya yang manis, gurih, pedas, dan sedikit asam dari limau menciptakan harmoni sempurna di lidah. Tipat Cantok seringkali menjadi pilihan sarapan atau makan siang ringan yang menyegarkan. Menurut data dari survei kuliner lokal yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Bali pada Juni 2025, Tipat Cantok masuk dalam 5 besar hidangan kaki lima favorit wisatawan domestik.

Selain Tipat Cantok, jangan lewatkan juga Nasi Campur Bali. Meskipun variannya banyak, nasi campur di warung kaki lima seringkali menawarkan kombinasi yang sederhana namun lezat. Sepiring nasi hangat disajikan dengan lauk-pauk khas seperti suwiran ayam sisit bumbu pedas, sate lilit, lawar (campuran sayuran dan kelapa parut berbumbu), urutan (sosis babi khas Bali), dan tak lupa, sambal matah yang segar. Setiap suapan Nasi Campur Bali adalah ledakan rasa yang merepresentasikan kekayaan rempah dan budaya pulau ini.

Kelezatan kuliner kaki lima ini bukan hanya pada rasanya, tetapi juga pada pengalaman menyantapnya. Anda bisa berinteraksi langsung dengan penjual, melihat proses pembuatannya, dan merasakan suasana lokal yang ramai. Baik setelah lelah menjelajahi pantai atau sekadar ingin mengisi perut dengan hidangan yang jujur dan lezat, warung kaki lima Bali adalah pilihan yang tepat. Dari kesegaran Tipat Cantok hingga kompleksitas Nasi Campur Bali, setiap sajian adalah cerminan dari kekayaan budaya kuliner Pulau Dewata yang memikat siapa saja yang mencicipinya.

Ayam Betutu Bali: Rempah Meresap, Nikmatnya Tak Tertandingi

Menyebutkan kuliner khas Pulau Dewata tak lengkap tanpa Ayam Betutu Bali, sebuah mahakarya kuliner yang terkenal dengan kelezatan rempahnya yang meresap sempurna. Ayam Betutu Bali bukan sekadar hidangan ayam biasa; ia adalah perpaduan cita rasa pedas, gurih, dan aroma rempah yang kuat, dihasilkan dari proses memasak yang panjang dan telaten. Keistimewaan Ayam Betutu Bali ini menjadikannya salah satu ikon yang paling dicari oleh para pecinta kuliner dan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Pengalaman menyantap hidangan ini akan membawa Anda pada petualangan rasa yang mendalam.

Rahasia di balik Ayam Betutu Bali terletak pada bumbu base genep, yaitu bumbu dasar khas Bali yang terdiri dari berbagai rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, jahe, kencur, lengkuas, serai, daun salam, dan jeruk limau. Semua bumbu ini dihaluskan dan ditumis hingga harum, kemudian dilumurkan secara merata ke seluruh permukaan dan rongga perut ayam utuh. Beberapa variasi bahkan menambahkan daun singkong muda ke dalam isian ayam, menambah tekstur dan cita rasa yang unik. Proses marinasi dengan bumbu ini sering dilakukan selama berjam-jam, bahkan semalaman, untuk memastikan rempah meresap sempurna ke dalam daging ayam.

Setelah dibumbui, ayam kemudian dibungkus rapat dengan daun pisang atau daun pinang, lalu dikukus atau dipanggang dalam sekam atau bara api selama berjam-jam. Teknik memasak tradisional inilah yang membuat daging ayam menjadi sangat empuk, juicy, dan bumbunya benar-benar meresap hingga ke tulang. Proses memasak yang memakan waktu lama ini mirip dengan ritual memasak kuno yang dilakukan di pedesaan Bali saat upacara adat, seperti yang masih sering terlihat di Desa Adat Penglipuran pada hari-hari tertentu, misalnya setiap Purnama, yang biasanya jatuh pada pukul 18:00 WITA.

Penyajian Ayam Betutu Bali seringkali ditemani dengan nasi hangat, plecing kangkung (kangkung rebus dengan sambal tomat pedas), dan sambal matah (sambal mentah khas Bali). Kombinasi ini menciptakan hidangan yang lengkap, kaya rasa, dan sangat memuaskan. Setiap suapan akan menawarkan ledakan rasa rempah yang kompleks, pedasnya cabai, dan lembutnya daging ayam. Tidak heran jika hidangan ini sering menjadi menu utama dalam berbagai upacara adat atau perayaan penting di Bali, menunjukkan betapa berharganya warisan kuliner ini bagi masyarakat lokal. Jika Anda mencari pengalaman kuliner otentik yang tak terlupakan di Bali, Ayam Betutu Bali adalah pilihan yang tak bisa Anda lewatkan.

Kopi Kintamani: Cita Rasa Unik dari Dataran Tinggi Bali

Di antara hamparan sawah terasering dan keindahan gunung berapi di dataran tinggi Bali, tumbuhlah varietas kopi Arabika dengan cita rasa istimewa yang dikenal sebagai Kopi Kintamani. Kopi ini tidak hanya terkenal karena profil rasanya yang unik, tetapi juga karena metode penanamannya yang ramah lingkungan dan filosofi Subak yang melatarbelakanginya. Keistimewaan Kopi Kintamani menjadikannya salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang dicari oleh para pecinta kopi di seluruh dunia. Misalnya, pada tahun 2024, ekspor Kopi Kintamani mencatat peningkatan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan popularitasnya yang terus menanjak.

Keunikan cita rasa Kopi berasal dari dua faktor utama: kondisi geografis dan praktik pertaniannya. Kopi ini ditanam di ketinggian antara 1.000 hingga 1.700 meter di atas permukaan laut, dengan tanah vulkanik yang subur di sekitar Gunung Batur. Iklim mikro yang sejuk dan curah hujan yang cukup mendukung pertumbuhan biji kopi yang optimal. Selain itu, yang membuat kopi ini berbeda adalah metode penanaman tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida, serta sistem irigasi Subak yang merupakan warisan budaya Bali. Sistem Subak, yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, mengelola air secara adil dan merata untuk pertanian, termasuk perkebunan kopi.

Profil rasa Kopi khas sering digambarkan sebagai memiliki aroma jeruk yang segar (citrusy), dengan sentuhan rasa buah-buahan dan body yang ringan. Tingkat keasamannya (acidity) yang medium memberikan sensasi menyegarkan di lidah, berbeda dengan kopi lain yang mungkin memiliki body lebih berat. Tidak adanya rasa tanah (earthy) yang sering ditemukan pada kopi robusta membuat Kopi khas bali sangat digemari. Pada hari Jumat, 20 September 2024, di sebuah coffee shop ternama di Paris, Prancis, barista merekomendasikan Kopi Kintamani kepada pelanggan yang mencari kopi dengan cita rasa buah yang cerah dan aftertaste yang bersih.

Proses pascapanen juga memegang peranan penting. Kopi Kintamani umumnya diproses dengan metode basah atau full-washed, yang berkontribusi pada profil rasa yang lebih bersih dan cerah. Petani kopi di Kintamani sangat menjaga kualitas dari mulai panen hingga pengeringan biji kopi. Keberadaan Kopi Kintamani bukan hanya tentang secangkir kopi, tetapi juga tentang cerita budaya, keberlanjutan lingkungan, dan kekayaan alam Bali yang tak ternilai. Ini adalah simbol harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas yang terwujud dalam setiap tegukan.

Jukut Ares Bali: Sup Batang Pisang yang Kaya Rasa dan Sejarah

Pulau Dewata tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan kuliner yang unik. Salah satunya adalah Jukut Ares Bali, sebuah sup tradisional yang berbahan dasar batang pisang muda. Hidangan ini menonjolkan cita rasa rempah Bali yang kuat, sekaligus menyimpan sejarah panjang dalam budaya masyarakat setempat.

Secara harfiah, “jukut” berarti sayur dan “ares” merujuk pada batang pisang muda. Penggunaan batang pisang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun ini adalah inovasi kuliner leluhur yang brilian. Mereka mampu mengubah bagian tumbuhan yang sering diabaikan menjadi hidangan lezat.

Proses pembuatan jukut ares cukup rumit, membutuhkan keahlian khusus. Batang pisang muda harus dipotong-potong, kemudian direbus untuk menghilangkan getahnya dan melunakkan teksturnya. Tahap ini sangat penting agar rasa pahit dari getah pisang hilang.

Kunci kelezatan Jukut Ares Bali terletak pada bumbunya yang melimpah. Menggunakan bumbu dasar Bali yang dikenal sebagai “base genep”, terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kencur, jahe, kunyit, kemiri, merica, dan terasi. Semua bumbu ini dihaluskan dan ditumis hingga harum.

Setelah bumbu matang, batang pisang yang sudah lunak dimasukkan ke dalam tumisan bumbu, lalu ditambahkan santan atau kaldu ayam. Dimasak perlahan hingga semua bumbu meresap sempurna ke dalam batang pisang. Aroma harum rempah akan memenuhi dapur.

Jukut ares seringkali disajikan dengan irisan daging ayam atau babi, menambah kekayaan rasa pada sup ini. Tekstur batang pisang yang lembut berpadu dengan gurihnya kuah dan pedasnya bumbu, menciptakan sensasi rasa yang kompleks dan memuaskan.

Secara tradisional, Jukut Ares Bali sering disajikan dalam upacara adat atau perayaan penting di Bali. Ini menunjukkan betapa istimewanya hidangan ini dalam budaya masyarakatnya. Ia bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari tradisi.

Mencicipi Jukut Ares Bali adalah cara untuk menyelami kekayaan kuliner dan budaya Bali. Ini adalah bukti bahwa bahan sederhana bisa diubah menjadi mahakarya rasa dengan sentuhan tangan terampil dan resep tradisional. Jangan lewatkan pengalaman ini saat di Bali!

Jelajah Rasa Kuliner Bali: 5 Makanan Enak yang Tak Boleh Terlewatkan

Bali, dengan keindahan alam dan budayanya, selalu menjadi magnet bagi wisatawan. Namun, daya tarik Pulau Dewata tak hanya berhenti di sana; jelajah rasa kuliner Bali adalah petualangan tersendiri yang wajib dialami. Dari hidangan kaya rempah hingga santapan tradisional yang autentik, kuliner Bali menawarkan pengalaman unik yang menggugah selera. Artikel ini akan memandu Anda untuk menjelajahi 5 makanan enak yang tak boleh terlewatkan saat berlibur di Bali, memastikan petualangan jelajah rasa kuliner Anda lengkap dan memuaskan.

Salah satu ikon dalam jelajah rasa kuliner Bali adalah Babi Guling. Hidangan ini terbuat dari babi muda utuh yang dipanggang dengan bumbu rempah-rempah tradisional Bali di bagian dalamnya, seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, cabai, dan base genep (bumbu dasar Bali). Proses pemanggangan yang lama menghasilkan kulit babi yang renyah dengan daging yang empuk dan bumbu meresap sempurna. Biasanya disajikan dengan nasi putih, lawar (campuran sayuran dan daging), serta sambal matah. Sensasi rasanya yang kaya dan unik membuat Babi Guling menjadi primadona.

Berikutnya, jangan lewatkan Bebek Betutu. Hidangan ini berupa bebek utuh yang diisi bumbu rempah (base genep), kemudian dibungkus daun pisang atau pelepah pinang, dan dipanggang atau dikubur dalam api sekam selama berjam-jam. Proses memasak yang panjang ini menghasilkan daging bebek yang sangat empuk, bumbu yang meresap hingga ke tulang, dan aroma yang harum. Bebek Betutu sering disajikan dalam acara-acara adat atau perayaan penting, tetapi kini mudah ditemukan di berbagai restoran.

Untuk penggemar sate, Sate Lilit adalah varian khas Bali yang berbeda dari sate pada umumnya. Daging ikan (biasanya ikan tenggiri), ayam, atau babi cincang dicampur dengan parutan kelapa, bumbu Bali, dan santan, lalu dililitkan pada batang serai atau bambu tipis, kemudian dipanggang. Teksturnya yang lembut dan rasa rempahnya yang kuat menjadikan Sate Lilit favorit banyak orang.

Jangan lupakan juga Nasi Campur Bali. Ini adalah piring komplit yang menyajikan nasi putih dengan berbagai lauk pauk khas Bali dalam porsi kecil, seperti suwiran ayam betutu, sate lilit, telur, sayuran, dan sambal matah. Setiap warung atau restoran mungkin memiliki variasi lauk yang berbeda, menawarkan keunikan tersendiri.

Terakhir, cobalah Lawar. Meskipun sering menjadi pelengkap, Lawar adalah hidangan sayuran dan daging cincang (bisa daging babi, ayam, atau nangka muda) yang dicampur dengan parutan kelapa dan bumbu khas Bali. Ada dua jenis Lawar, merah (dengan darah) dan putih (tanpa darah). Rasanya segar, pedas, dan kaya rempah.

Menurut penuturan seorang pegiat kuliner tradisional Bali, Bapak Nyoman Sweta, dalam acara Festival Kuliner Bali pada tanggal 14 Februari 2025, pukul 16.00 WITA, “Kuliner Bali adalah cerminan dari kekayaan budaya dan alamnya. Setiap hidangan memiliki cerita dan cita rasa yang tak ada duanya.” Melakukan jelajah rasa kuliner ini akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.